Suara Lembah Hitam
PEREMPUAN PAPUA
Ilustrasi Perempuan Papua
Sering kali khususnya di Papua kaum Hawa disebut “ Lebih Lemah” di bandingkan dengan kaum Adam. Bukan hanya oleh kaum Adam tapi bahkan kaum Hawa juga menyebut demikian . ya mungkin secara fisik kita tidak bisa mengangkat sekalingus puluhan kilo.
Tapi ada banyak fakta ilmiah yang lainnya yang membuat kita lebih kuat. Kita kembali mempelajari awal penciptaan manusia berarti kaum Hawa yang lebih kuat daripada kaum Adam. Secara fisik perempuan Papua itu lebih kuat karena bisa melakukan semua pekerjaan laki-laki, kita tidak heran jika kita menemukan Perempuan Papua sahabat, pacar atau keluarga di sekitaran kita yang kuat untuk melakukan semua pekerjaan kaum Adam karena dasar penciptaanya adalah dari salah satu anggota tubuh yang paling kuat yaitu “tulang rusuk” dibandingkan dengan tanah liat yang lemah. Coba kita mengambil tulang rusuk binatang lalu toki dengan tanah liat mana yang lebih kuat tanah liat atau tulang, yang jelas tulang, tanah liat hanya lemah sehingga bisa hancur.
Kenapa saya bisa katakan perempuan Papua itu sember Mata Air. ?
Kita bisa melihat sumber mata air yang keluar dari atas gunung yang menyebar ke seluruh lembah, sebuah lembah melanda kekeringan karena musim kemarau tetapi mata air di gunung itu tidak kering maka semua tumbuhan yang bertumbuh di pengiran sungai tidak bisa kering tetap bertahan hijau, dan semua mahkluk hidup berbondong-bondong datang di sungai, mencari air untuk mempertahankan hidup mereka. Demikian Perempuan Papua adalah sumber mata air untuk memeberikan kesegaran dan kesejukan bagi laki-laki Papua.
Wilayah pegunungan tenggah Papua, seorang bapak kalau ibunya sementara berbadan dalam pemikirannya anak saya harus laki-laki yang lahir, karena dia bisa meneruskan generasi dan marga saya serta bisa membantu saya untuk bekerja kebun, membuat pagar dan mencari kayu bakar di hutan.
Tetapi pemikiran seorang ibu juga lain, dia harus melahirkan seorang anak perempuan, karena anak perempuan itu bisa membantu ibu untuk membersihkan kebun, masak dan pelihara babi di kandang.
Dua stigma ini yang mempertahankan dalam pikiran seorang ayah dan ibu dalam satu keluarga itu, sehingga perlu ada mufakat sebelum berhubungan intim, Agar supaya Tuhan memberikan Buah hati sesuai dengan mufakat dalam keluargannya.
Detik-detik persalinan bayi, semua keluarga di sekitaran itu semua pada senang sambil menunggu kedatangan tamu baru ini, di setiap tempat tinggal masing-masing antara lain honai mereka yaitu; honai laki-laki dan honai perempuan. Setelah mendengar teriakan dari tamu baru itu, pihak laki-laki dari honai laki-laki membuang suara ke honai perempuan, hai,,,, ibu-ibu tamu baru datang ke kita atau kamu..?
Jawaban ibu-ibu dari honai perempuan kamu berarti di honai laki-laki mulai berteriak dan berdansa serta dengan semangat sambil bernyanyi mencari kayu bakar untuk membakar tali pusar dan plasenta, tetapi jawabannya tamu baru adalah perempuan maka semangat parah laki-laki di honai laki-laki itu sudah mulai menurun dan semua pada diam, untuk mencari kayu bakarpun hanya beberapa orang saja, tetapi para perempuan mereka tetap berteriak dan semangat di honai perempuan.
Hal ini masih bertahan sampai sekarang, kadang seorang ayah itu lebih sayang anak laki-laki dari pada anak perempuan, karena kata orang gunung” anak laki-laki itu warisan dan anak perempuan itu mencari pucuk daun pisang yang hajau” artinya perempuan itu punya jodoh yang Tuhan berikan biar jauh di balik gunung, medan bagaimanapun tetap dia akan pergi untuk mendapatkan pucuk daun pisang itu. Ketemu dengan orang tua dan keluarga hanya pada saat momen-momen tertentu saja. Alasan lain adalah perempuan kalau sudah kawin jauh dari keluarga maka pada saat orang tua mengalami kesulitan dan tidak bisa membantu karena belum dengar informasih dan jauh dengan tempat tinggal mereka. Tetapi seorang laki-laki tidak..!. Seorang Laki-laki dia hidup bersama orang tua di kampung halamn dan meneruskan generasi kedepan dan juga Orang tua mengalami kesulitan atau sakit dia yang jatu bangun bersama-sama dengan orang tua. Tetapi kasih sayang seorang perempuan kepada orang tua itu lebih besar dari seorang laki-laki.
Kita sebagai laki-laki Papua harus merubah polah pikir kita seperti itu, karena Tuhan Ciptakan kita sama derajat, kenapa Tuhan tidak mengambil tulang dari kaki, atau tangan tau di bagian lain? Tuhan mempunya alasan bahwa jika saya mengambil tulang dari kaki maka dari laki-laki di injak terus, kalau ambil dari tangan maka di pukul terus sehingga Tuhan mengambil dari tulang rusuk agar supaya laki-laki dengan perempuan itu setara.
Perempuan Papua itu Tuhan ciptakan untuk penolong/pelengkap laki-laki Papau, sehingga kita harus mensyukuri atas apa yang Tuhan berikan dalam keluarga kita. Karena anak adalah mahkota yang istimewa Tuhan berikan dalam sebuah keluarga.
Sejelek-jelek bagaimanapun perempauan Papua, laki-laki Papua harus menghargai, dan menghormati karena dia hadir untuk melengkapi semua kekurangan dalam hidup laki-laki Papua.
Laki-laki Papua berbicara keras dan berani berbuat apa-apa itu berdasarkan berapa banyak saudara perempuan yang membantu saya dalam kekurangan. Laki-laki Papua kalau tidak punya saudara perempuan berarti tidak bisa, harus punya saudara perempuan baru bisa buat masalah besar. Karena hanya seorang perempuan yang bisa bicara kuat dan membantu ketika saudara laki-laki mengalami masalah dan musibah.
Dari mata air itu bisa menghasilkan dan meyegarkan semua binatang dan tumbuhan, demikian seorang perempuan dia bisa menolong dan membantu laki-laki saat mengalami kesusahan dalam kehidupannya, yang paling istimewah perempuan Papua hadir dalam kehidupan laki-laki Papua adalah untuk mencetak Generasi Mudah bangsa Papua. Dalam ilmu komputer ada tiga hal yang tak terlepas yaitu; Input (masukan) Process ( Proses) dan Output (keluaran). Demikian pulah perempuan Papua melewati step by step untuk mencetak Generasi Muda Bangsa Papua. Kita sebagai laki-laki Papua harus menghormati seorang Perempauan Papua, kita bayangkan dan analisis selama berhungan intim, proses pembentukan sampai seorang bayi dalam kandungan ibu selama 9 bulan hingga lahir. Seorang Perempuan mengalami Penderitaan sangat luar biasa tetapi Perempuan Papua karena kuat tetap bertahan penuh dengan iklas sampai melahirkan. Pada saat lahir juga tidak begitu turun langsung saja seperti sebuah dokumen yang di cetak dari komputer. Siapapun namanya perempuan harus mengalami penderitaan sebelum melahirkan kecuali mandul, karena itu adalah Hukuman Allah terhadap perempuan di taman eden dalam pembacaan kitab Kejadian 3: 16 “ Susah Payahmu Waktu Mengandung Akan Ku Buat Sangat Banyak; Dengan Kesakitan Engkau Akan Melahirkan Anakmu”. Kasih sayangnya itu lebih besar bagaikan samudra, karena “ Surga Kecil ada di telapak tangan ibu”
Perempuan Papua bukan hanya memikul bebaban berat dan mencetak generasi mudah bangsa Papua saja namun Perempuan Papua juga bisa menjadi Pemimpin Negara, Yohana Yabise, Perempuan kelahiran Manokwari 1 Oktober 1958, ini juga bisa menjadi Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia Ke- 9. Saya yakin Perempuan Papua yang lain juga harus bisa jadi Presiden atau jabatan apa saja sesuai dengan profesi dan talenta yang Tuhan berikan kepada Perempuan Papua.
Kadang kala laki-laki Papua itu tidak pernah menghormati pendapat Perempuan Papua, ideologi yang tertanam dalam otak laki-laki Papua adalah perempuan itu ekor, perempuan itu hanya pengurus dalam rumah tangga saja sehingga tidak bisa memberikan kesempatan untuk berbicara di depan depan umum. Padahal kita melihat dengan budaya orang barat mereka harus menghormati pendapat orang lain, biar itu perempuan, laki-laki, anak kecil mapaun besar semua di harus hargai dengan baik. Karena ide merupakan hikmat yang Tuhan berikan kepada setiap orang untuk di gunakan dalam keperluan dan melakukan sesuatu yang baik untuk kepentingan keluarga maupun banyak orang. Sebab manusia sebagai mahkluk sosial yang lemah tak terluput dari namanya kekurangan dan kelemahan Seorang bunda Mother Teresa Perna katakan bahwa “ saya bisa melakukan hal-hal yang anda tidak bisa, anda bisa melakukan hal-hal yang saya tidak bisa, bersama-sama kita dapat melakukan hal-hal besar”.
Kita sebagai laki-laki Papua jangan merehmekan Perempuan Papua lalu melarang untuk berbicara di depan umum, melarang untuk pimpin tetapi berikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada mereka agar supaya talenta dan potensi yang Tuhan berikan itu bisa di kembangkan, tidak kalah dengan perempaun-perempuan di daerah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Portal tunas toli
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.